Gatra pasupati – Amlapura, 16 Maret 2024.
Sebagai umat hindu di bali sudah sepantasnya melestarikan seni budaya Bali dimana budaya tersebut masuk dalam kegiatan keagamaan Hindu di Bali. Dalam hal ini kementerian Agama Kab. karangasem melalui Penyuluh Agama Hindu I Gusti Ayu Sri Juliantari dan Desak Made Alit Armini ikut berperan sebagai pelestari budaya Bali dengan menjadi fasilitator pelatih tari pada Pasraman Widya Asri yg bertempat di SD N 2 Manggis. Tujuannya untuk meningkatkan kreatifitas kesenian generasi muda di Manggis. Disela2 kegiatan latihan penyuluh agama Hindu melaksanakan bimbingan penyuluhan tentang Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha merupakan salah satu ajaran dalam Agama Hindu yang mengajarkan tata cara bertingkah laku yang baik dan benar. Menurut Suhardana, Tri Kaya Parisudha berasal dari tiga kata, yaitu Tri berarti tiga, Kaya berarti perilaku atau perbuatan, dan Parisuda yang berarti baik, bersih, atau suci. Maka, Tri Kaya Parisudha berarti tiga jenis perilaku yang baik, bersih dan suci. Ajaran Tri Kaya Parisudha meliputi Manacika, Wacika, dan Kayika. Ketiga bagian ajaran Tri Kaya Parisudha saling terkait satu sama lainnya sehingga kita tidak bisa memisahkan tiga ajaran tersebut dalam implementasinya.

Manacika merupakan pikiran yang baik dan benar. Manacika mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif dalam segala situasi, tidak berburuk sangka kepada orang lain, dan tidak berpikir kotor. Pikiran yang baik dan benar harus benar-benar kita terapkan karena pikiran akan menjadi pusat dari semua ucapan dan tindakan kita. Semakin baik dan bersih pikiran kita, semakin baik pula ucapan dan tindakan yang kita lakukan. Selain itu, pengendalian pikiran yang kita lakukan memiliki dampak positif bagi kesehatan tubuh. Pikiran yang baik dapat memberikan ketenangan dalam kehidupan kita dan membuat kita terbebas dari keinginan untuk melakukan hal-hal negatif.

Wacika merupakan perkataan yang baik dan benar. Wacika mengajarkan kita mengenai cara berkata yang baik tanpa menyinggung perasaan orang lain, memberikan ucapan semangat dan nasihat kepada orang yang membutuhkan, dan berkata jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Orang yang mengamalkan ajaran Kayika dengan benar banyak dipercaya oleh orang lain karena kejujurannya, tetapi orang yang sering berbohong akan sulit dipercaya oleh orang lain. Selain itu, perkataan yang tidak sopan dapat menyinggung perasaan orang lain.

Kayika ialah perbuatan yang baik dan benar. Kayika meliputi tata cara untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan ajaran agama. Beberapa bentuk pengamalan ajaran Kayika, yaitu tidak berperilaku kasar kepada orang lain, rajin menolong orang yang kesusahan, dan tidak mengambil hak milik orang lain (mencuri). Orang yang mengamalkan ajaran Kayika mencerminkan rasa kasih sayang di dalam dirinya dan bersifat lembut dengan tidak menyakiti orang lain.

Kita sebagai generasi muda sudah sepatutnya mengamalkan ajaran Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari. Tri Kaya Parisudha mengajarkan tata cara dalam bertingkah laku yang baik dan benar sesuai dengan ajaran agama. Terlebih lagi, pada era perkembangan teknologi saat ini yang membuat media sosial sering digunakan oleh banyak orang. Akan tetapi, ada banyak orang yang tidak menggunakan media sosial dengan dengan bijaksana. Banyak orang yang sering memberikan komentar negatif bahkan cenderung menyakiti perasaan orang lain di media sosial. Hal ini harus kita cegah bersama untuk menciptakan kedamaian, khususnya di media sosial. Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk bertingkah laku yang bijaksana dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita mengimplementasikan ajaran Tri Kaya Parisudha untuk mencapai kehidupan yang aman, tentram, dan damai.

#gatrapokjaluhkemenagkarangasem