Gatra Pasupati – Kamis, 21 Maret 2024

Karangasem – Kankemenag Kab. Karangasem melalui Penyuluh Agama Hindu Kecamatan Bebandem, I Wayan Mangku melaksanakan bimbingan atau penyuluhan Agama Hindu dengan materi “Ulah pati” bagi remaja Kejar Paket C PKBM Ganesa Kecamatan Bebandem. Kegiatan tersebut bertempat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ganesa Kecamatan Bebandem, yang dihadiri oleh warga belajar Paket C kelas XI.

Berita kasus bunuh diri menjadi trending topik di media sosial, terutama yang dilakukan oleh kaum remaja yang masih mengenyam pendidikan, baik di bangku SMP maupun SMK. Dan yang paling terpopuler adalah bunuh diri dengan menggantung diri di kamar kos yang diduga motif asmara sebagai pemicunya. Apa yang melatarbelakangi seseorang mengambil jalan pintas dengan bunuh diri atau ulah pati? Menurut ajaran Agama Hindu, seseorang yang melakukan ulah pati dipengaruhi oleh Dasa Mala (sepuluh perbuatan kotor), terutama bagian Kleda.

Kleda adalah perbuatan atau perilaku yang gampang menyerah, cepat putus asa, selalu pesimis, tidak tegar (tabah) dalam menghadapi kehidupan dan tidak mengenal arti sebuah perjuangan hidup. Seseorang yang telah dikuasai oleh Kleda, maka hanya satu yang terbesit, yaitu jalan pintas nan sesat ulah pati (bunuh diri). Kleda merupakan suatu kelemahan yang harus dilenyapkan karena tidak sesuai dengan arti sebuah kehidupan.

Dalam kitab Bhagavadgita II. 3, disebutkan bahwa; “Wahai Arjuna, janganlah kau biarkan kelemahan itu, sebab itu tidak sesuai bagimu. Lenyapkanlah kelemahan dan rasa takut itu, bangunlah wahai pahlawan yang menggetarkan musuh”. Untuk mengatasi Kleda, maka diperlukan cinta kasih.

Karena dengan jalan cinta kasih, pengaruh Dasa Mala, khususnya Kleda dilenyapkan, sehingga meniadakan terjadi ulah pati (bunuh diri) tersebut. Hal ini sesuai dengan bunyi Sloka 146 kitab Sarasamuccaya, sebagai berikut; “Sebab tidak ada sesuatu yang kiranya lebih utama dari pada hidup, hanya hidup yang berharga tinggi di dalam triloka, oleh karena itu hendaklah orang selalu menunjukkan cinta kasihnya, sebagai cinta kasihnya terhadap dirinya sendiri; demikian hendaknya cinta kasih orang kepada orang lain”.

Maka dari itu, marilah remaja Hindu bangkit bersama, cerdas, kuat dan bermartabat menuju keluarga Sukinah bhawantu dan bebas dari belenggu ulah pati.