GARTA PASUPATI – Minggu, 24 Maret 2024

Karangasem – Sebagai upaya meningkatkan kegiatan penyiaran agama di ruang publik melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat, Penyuluh Agama Hindu Kecamatan Manggis, I Putu Agus Ananta Wijaya Sari bersama I Kadek Arya Semara Dwipa, Minggu (24/3) melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama Hindu kepada kelompok binaan khusus Sekaa Teruna Eka Bhuwana Jaya, Banjar Adat Kauhan, Desa Pesedahan. Kegiatan ini bertepatan dengan pelaksanaan sangkepan bulanan yang dilaksanakan setiap Redite Kliwon bertempat di Pura Pemaksan.

Adapun topik pembahasan adalah Pemahaman Pelaksanaan Tri Sandhya. Tri Sandhya berasal dari kata “Tri” yang artinya tiga, “Sam” yang memiliki pengertian berkumpul, baik, sempurna dan kata “Dhi” yang berarti pikiran. Tri Sandhya merupakan tiga waktu untuk melakukan hubungan dengan Hyang Widhi dalam bentuk konsentrasi pikiran sehingga menciptakan dimensi positif dalam diri maupun lingkungan. Tri Sandhya dilaksanakan pada pagi hari yang disebut dengan “prabhata”, pada siang hari yang disebut “kala tepet” dan pada sore hari yang disebut “Sandhya Kala”.

Mantram Tri Sandhya terdiri dari enam bait. Bait pertama sebagai Sandya Wandanam (awal) diambil dari Gayatri atau Sawitri Mantram (Rg Weda, Sama Weda dan Yajur Weda). Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad (Sruti) bertujuan untuk memuja Narayana yang merupakan manifestasi Hyang Widhi, agar manusia senantiasa dibimbing menuju jalan Dharma. Bait ketiga diambil dari Siwa Stawa (Smerti) yang melukiskan Hyang Widhi dengan berbagai sebutan : Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, Purusa. Sedangkan baik keempat, lima dan enam diambil dari Weda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di dunia disebabkan karena kepapaan dan kekurangan dari sudut pandang spititual. Oleh karena itu, umat Hindu wajib memohon maaf dan memohon agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Tri Kaya Parisudha.

Gayatri Mantram merupanan mantra yang paling utama di antara semua mantra, yang merupakan Ibu Mantra yang dilantunkan oleh seluruh umat Hindu. Hal ini dikarenakan Gayatri Mantram mewakili segala mantra yang ada dalam Weda yang memiliki vibrasi kekuatan yang maha besar, pengetahuan, materi dan kemampan mengatasi hal-hal keduniawian serta menganugerahkan kecerdasan yang utama.

Tidak lupa Penyuluh juga menekankan agar seluruh anggota Sekaa Teruna untuk selalu memupuk iman dan takwa serta menghindari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama seperti bunuh diri seperti yang marak terjadi waktu ini. Generasi muda Hindu dituntut memiliki kecerdasan, baik itu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Dengan bekal iman dan takwa serta pendalaman agama kuat, diharapkan generasi muda Hindu menjadi generasi yang unggul, cerdas dan berkarakter.